“Gak, Mas aku gak ada apa-apa sama dia.”
“Pembohong!”
“Mas ampun Mas..”
Irwan tak mendengar permohonan Syilla. Dijambaknya rambut
istrinya itu lalu digeret ke kamar.
“Mas sakit, Mas..”
PLAK. “Itu gak sebanding dengan perbuatan kamu!” sebuah
tamparan mendarat di pipi Syilla yang diikuti dengan tendangan penuh makian.
“Dasar Sundel! Perempuan tukang selingkuh! Penzinah!”
Aku terbakar cemburu
Cemburu buta
Tak bisa ku padamkan
amarah di hatiku
Sia-sia air mata yang keluar dari mata Syilla. Tak
setetespun dapat meluluhkan amarah Irwan.
Sakit menahan sakit
hati
Menyimpan perih
Tak bisa ku terima apa
yang ku alami
Tania, putri mereka yang masih berusia lima tahun shock melihat kejadian itu. Dia
berdiri di pintu kamar orang tuanya, menyaksikan sang ibu dipukuli oleh
ayahnya.
Ibaratnya jantung hati
Tersayat pedang tajam
Betapa sakitnya
Ku rasakan itu
Tak berapa lama tetangga yang mendengar keributan di rumah
ini segera masuk dan melerai, menyeret Irwan menjauhi Syilla.
*
Dan kini aku tahu
Kusangat begitu dalamnya
Aku sungguh
mencintaimu
Mungkin selama ini aku
salah
Tak pernah pedulikanmu
Setulusnya hatiku
Irwan terpaku dengan tangan terborgol di hadapan pusara
Syilla. Tetangga sempat melarikannya ke Rumah Sakit saat itu, namun pendarahan
di kepalanya sudah terlalu banyak. Nyawa Syilla tak tertolong lagi.
Kuakui ternyata
Sakit yang membakar
hati
Sudah membuatmu pergi
Kini hanya tinggalkan
luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar