Mungkinkah
engkau masih menginginkan rindu ini.
Setelah kau pergi, menjauh dari jangkauan hati
Setelah kau pergi, menjauh dari jangkauan hati
Mungkinkah
engkau mau menyisakan rasa rindu
Setelah kau tutup pintu hatimu, tanpa waktu
Padahal saat itu…
Setelah kau tutup pintu hatimu, tanpa waktu
Padahal saat itu…
Lelah.
“Sebenernya apa yang kita cari?”
tanyamu.
Aku hanya mengangkat bahu lalu
kembali memelukmu. Perjalanan masih panjang.
*
“Masih belum sampe?”
“Tuh udah ada sungai, bentar lagi
sampe. Tidur aja dulu.” Katamu sambil melingkarkan jaketmu ke pundakku.
*
Bau amis laut sudah tercium.
Lebih dari enam jam perjalanan, dua
ratus tiga puluh enam kilometer.
Jam dua pagi. Aku terpekik senang. Seperti
orang gila, kita menempuh perjalanan cukup panjang hanya untuk melihat sunrise.
Karena kita -sempat- percaya, sunrise adalah symbol pengharapan atas hari yang
baru, yang lebih baik.
*
Kita berlari dalam gelap malam,
hanya berlampukan bintang di langit. Menelusupkan jemari di dalam pasir. “kita
tunggu sunrise di sini ya?”
“Baru jam dua ini, masih lama..”
Kamu tidak mendebat lagi, hanya lalu
mendekapku.
Sempat ku
nikmati kecupan senyummu
Sempat ku resapi redupnya matamu
Sempat saling mendengarkan ombak bersuara
Dan kita berkhayal keliling dunia
Sempat ku resapi redupnya matamu
Sempat saling mendengarkan ombak bersuara
Dan kita berkhayal keliling dunia
**
Pagi menjelang, aku terlelap dalam
pelukanmu.
Kecupan lembut membangunkanku. “Gak
mau liat sunrise?” aku tersenyum. Kalaupun aku tak sempat melihat keindahan
sunrise, biarkan kulihat keindahan itu pada dua matamu.
Semangkuk bubur, segelas teh tawar
dan sebuah ciuman hangat menjadi sarapanku. Sarapan terakhirku bersamamu.
“Kita harus pulang sekarang.”
“Aku merajuk enggan.”
Notifikasi BlackBerryku berbunyi.
Alarm terkutuk yang menyadarkanku bahwa malam nanti adalah pernikahanmu. Kekasihku.
“Apa ini jadi sunrise terakhir kita?”
Sempat kau
berharap kau tak harus pergi
Sempat kau katakan kau rindu padaku
Sempat saling berdekapan dan menghangatkan
Menyaksikan malam penuh bintang
Sempat kau katakan kau rindu padaku
Sempat saling berdekapan dan menghangatkan
Menyaksikan malam penuh bintang
Kamu tak menjawabnya, mungkin
berharap bahwa jawabannya tidak. Kamu hanya memelukku. Lalu kita membereskan
pakaian dan kembali menuju realita.
Dan sempat
ku melayani hatimu
Hatimu…
Hatimu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar