Rabu, 30 November 2011

Sebulan, dan Kau Begitu Kurindukan

.............................
..........................
..................................
........ Judul doang ....................
...................................
....................................
...................................



Bandung, 30 November 2011
19:50

Sambil nonton Indonesia Selection vs LA Galaxy ---- wait, LA Galaxy what? I'm watching Beck Π friends!

Jumat, 25 November 2011

KUTANG

“Papahhh…..!!!!!”
Mendengar teriakan sang istri, Pak Broto yang sedang asyik menonton teve di ruang keluarga segera menghampiri istrinya. “Iya, iya mah?”
“Dasar suami brengsek! Jahanam! Bangsat!” maki Bu Broto.
“Ada apa mah? Nyebut, nyebut..” jawab Pak Broto ketakutan.
Bu Broto mengacungkan sebuah kutang merah berenda hitam ke muka Pak Broto. “Pelacur mana yang kau ajak tidur di kamarku?” Pak Broto hanya bisa tertunduk malu. “Dasar tahi kucing kau, kutinggal kerja ke Medan semalam saja berani kau bawa simpananmu ke sini hah?!”
“Ampun, ampun mah..”
“Pokoknya kita cerai!!!!” teriak Bu Broto sambil membanting pintu kamar.
*****


“Waduh…. Kutang gua kemana ya?” teriak Vivi sembari mengacak-acak lemarinya.
“Kutang yang mana?” jawab Bemby sahabatnya.
“Yang gua beli dari elu itu..”
“Iya, yang mana? Kan banyak yang gua jual ke elu.”
“Yang itu loh yang baru, ni pasangan celana dalam ini…” jawab Vivi sembari menunjukkan celana dalam merah berenda hitam.
“Waduh, gak tau lah gua, nyangkut kali di jemuran sebelah.”
“Hmm bener nih kayaknya ada yang nyolong, si Isabela ni pasti!” ujar Vivi geram.

Vivi segera keluar dari rumahnya, menuju rumah Isabela sang tetangga sebelah. “Isabelaaa keluar lo!” yang dipanggil segera keluar. “Apa sih lo pagi-pagi udah teriak-teriak. Sarap lo ya?!” jawab Isabela.
“Eh lu yang sarap ya, mana kutang gua? Ayo balikin?”
“Kutang apaan? Dasar sinting lo”
Para tetangga segera keluar, menonton keributan yang terjadi di rumah susun itu. Untunglah pengurus RT setempat segera melerai mereka, karena Vivi dan Isabela sudah mulai baku hantam, saling jambak. Setelah diselidiki akhirnya Isabela tidak terbukti mencuri kutang merah berenda hitam itu. Akhirnya Vivi ingat dimana ia meninggalkan kutang itu. Waduh!
*****


“Selamat siang, apa betul di sini kediaman saudara Bambang Cahyono alias Bemby?”
“B..b..bettul, anak saya Bemby emang tinggal di sini.”
“Bisa kami bertemu dengan anak Ibu?”
“I..i..iya dia lagi di rumah temennya, di lantai atas Pak.”
“Baiklah kami akan segera ke sana.”
“T..t..tapi salah anak saya apa Pak?”
“Anak ibu tersangka pencurian di toko pakaian dalam Mayesi.”
Si ibu langsung pingsan, Pak Polisi segera menggotongnya ke dalam rumah, setelah tetangga membantu menyadarkan ibu Bemby, mereka segera ke Rumah Susun mencari keberadaan Bemby dan menangkapnya atas tuduhan pencurian kutang merah berenda hitam.
*****


“Saudara Ayin anda terbukti dan dinyatakan bersalah karena sudah mengedarkan produk ilegal. Hukuman anda lima tahun penjara ditambah ganti rugi sebesar lima ratus lima puluh juta rupiah kepada Negara.”
Tok tok. Pak Hakim mengetokkan palu pertanda sidang pembacaan putusan terhadap tersangka Ayin yang terbukti telah mengedarkan kutang illegal yang diimport dari China. Tak lama berselang seorang petugas menghampiri Pak Hakim.
“Pak Hakim, barang bukti ini harus segera dibawa karena akan menjadi barang bukti di ruang sidang sebelah Pak.” Kata seorang petugas.
“Loh, emang ada kasus apa?” Tanya pak Hakim.
“Kasus pencurian di toko pakaian dalam Mayesi pak” jawab petugas.
“Oh, emang barang buktinya ini juga?”
Sang petugas mengangguk dan segera membawa bungkusan berisi kutang merah berenda hitam.
*****


Setelah persidangan terhadap tersangka Bemby, seorang petugas kembali menghampiri Pak Hakim.
“Pak, barang buktinya mau dibawa ke pengadilan agama dulu ya Pak.”
“Loh, emang kenapa?” Tanya Pak Hakim.
“Barang buktinya ini pak, sama.” Sahut sang petugas.
“Maksudnya?”
“Kasus perceraian suami istri pak, suaminya selingkuh dan kutang ini adalah barang bukti yang ditemukan sang istri di kamarnya.” Jawab sang petugas.
Meskipun bingung, pak Hakim menyerahkan bungkusan berisi kutang merah berenda hitam itu. Sang petugas segera pergi ke pengadilan agama.
******

Minggu, 20 November 2011

monday, and still on my worst mood

Still on my worst mood.

Senin. Dan masih dalam suasana hati yang buruk. Masih capek. Kayanya kalo ada yang ngegebukin juga bakal aku biarin.

Beberapa notification muncul dan bikin tambah kesel. Dongkol.

The worst partnya adalah orang yang bikin tambah gondok adalah orang yang harusnya on my side.


Hate.

Hate it!

me n timeline

Gw bukan orang yang begitu ekstrovert. Menurut gw.

Tapi ada yang bilang "baca twitnya na9a/fani tuh kaya denger dia ngomong" atau sebaliknya ada yang bilang "lo tuh kalo ngomong kayak di temlen tau gak" haha.

Udah, gitu doang ceritanya. Gak nyambung pula.



Oke gw terusin.

Beberapa waktu lalu gw pernah ngeluapin emosi di twitter. Emosi yang bener-bener dari hati. Tanpa analogi, tanpa dramatisasi. Kalimat yang keluar adalah kalimat yang cukup mendeskripsikan keadaan gw saat itu.

Mention yang masuk gak ada yang gw jawab. Gak berapa lama gw hapus lagi tweet-tweet tersebut.

Gw merasa, gw salah tempat. Kalimat yang harusnya cuma gw ceritakan ke sahabat gw seperti biasa, ini malah dilempar ke tempat publik. Setelah gw hapus, gw langsung menghubungi sahabat yang sudah biasa menerima 'sampah' dan tahu apa yang harus/tidak boleh diucapkan ke gw saat itu.

Gw gak bilang bahwa apa yang gw tweetkan selama ini cuma pencitraan atau sesuatu yang tidak jujur. Bukan gitu. Tujuan gw ngetwit ya mengekspresikan sesuatu, bukan untuk terlihat keren atau membentuk suatu pencitraan. Kalo kata lucy wiryono tuh I tweet to expresed not to impressed. Gitu bukan ya? Lupa gw, ya semacam itulah.

Biasanya sesuatu yang sederhana gw dramatisasi. Maklum gw kan agak-agak dramaqueen gimanaaa gitu yak. Kadang dibumbuin nyepik-nyekil gak jelas atau ironi yang mengobjekan diri gw sendiri. Just for fun.

Sampe kadang ada yang nanya, emang ampe segitunya ya kehidupan sehari-hari lo? Lo begitu merana akan cinta, cowok lo yang gantungin lo bla bla. Gw cuma ketawa biasanya.

Pernah gw lagi di jalan trus depan gw ada truk dengan tulisan "jaga jarak" nah muncul deh gegalauan gw yang sebenernya saat itu gak lagi galau melow. Gw tweet "Gak truk, gak kamu sama-sama nyuruh aku Jaga Jarak" mention pun berdatangan, banyakan yang mengasihani gw. Gw sendiri? Ketawa-ketiwi gak jelas.



Bentar, dari atas ampe bawah gada yang nyambung kayaknya ya. Trus intinya apa ya?

Ya kalo inget gw terusin lagi deh.

Oya, awalnya gw mo cerita kalo gw jarang atau mungkin ga pernah ngehapus apa yang telah gw tweetkan. Baru kemaren aja pas udah ngamuk-ngamuk dan ngerasa gak pantas. Itu aja sih.

begitu marah hingga tak sanggup marah

Pernah gak ngerasain marah banget yang sampe terlalu capek untuk marah. Belibet ya kalimatnya, tapi ya emang gitu. Kesel, dongkol, marah, marah sekali. Tapi udah sampe titik capek. Capek untuk maki-maki, untuk ngamuk bahkan untuk pundung.

Jadi inget beberapa waktu lalu pernah ngetwit "Sesungguhnya pundung itu dilakukan terhadap orang yg akan mengerti akan kepundungan kita. Karena jikalau tidak maka itu semua akan sia-sia." Twit itu gw bikin bukan karena gw lagi pundung. Cuma tetiba kelintas aja di otak. Dan sekarang kayaknya nampar gw sendiri.

Trus maksudnya apa gw nulis ini? Ga tau deh. Luapan amarah? Kode pundung atau apa?


Blog ini ditulis sembari menonton film yang penuh sensor.

Selasa, 15 November 2011

Filosofi Keripik

Kata siapa sesuatu yang pernah hancur tak bisa utuh lagi?

Keripik singkong gue, "si galau" one of my best seller adalah keripik singkong yang untuk mencapai bentuk super tipis harus melalui proses penghancuran terlebih dahulu.

Dia memang menjadi lebih mudah rapuh dibanding keripik singkong pada umumnya. Tapi rasa dan tekstur boleh ditanding.

Pun dengan hati, dulu gue kira setelah hancur mungkin akan mustahil untuk bisa utuh lagi. Tapi toh keadaan dan waktu bisa memperbaikinya. Tsaaaahhhh.

Seperti halnya keripik gue tadi, hati yang pernah hancur pasti akan lebih mudah rapuh. Tapi dengan perlakuan yang lebih protektif gue yakin dia akan baik-baik saja.

Anyway What's broken can always be fixed, what's fixed is always be broken

Senin, 07 November 2011

temen

Hey men!

Aku lagi liat foto2 kita beberapa bulan lalu. Ketika kita sedang "kabur".

Banyak ekspresi yang tergambar disini.

Tapi tenaang... Sesuai dengan perjanjian hitam di atas putih bermaterai 4 x 6000 aku gak akan mempublikasikannya.

Aku ingat betul setiap rasa yang ada ketika kamera poket atau  kita mengabadikan setiap momment. Ada yang senyum unyu, so impret, so galau, so candid hhhahahaaa...

Dari berbagai macam pose dan ekspresi, sebenernya kebaca jelas ada garis merah. Tapi ga akan aku ceritakan disini. Cukup kita aja yang sadarin. *kedip penuh arti*

Tapi ada 1 foto yang betul-betul aku suka. Kalo dari segi fotografi jelek banget sih, tapi aku suka senyum kita disitu. Senyum yang begitu sederhana. Gak dibuat-buat demi kelihatan fotogenik. Senyum yang gak terlalu lebar, tapi senyum terjujur yang aku rasa ada ketika kita disana.

My friend gimme ɑ slice of wagyu. Hey men I miss you!

lovember

Hei it's november already!!

Baru aja gue ngelewatin oktober yang begitu hebat. Hebat segalanya. Ujiannya terutama.

Ada yang datang ada juga yang pergi.

Hujan turun tiap hari. Gak aneh kalo lagu November Rain jadi soundtrack tiap pulang kerja -sambil basah kuyup-

Pertama kalinya pula gue ditilang! Dem yu pak op yang nilang gue! Hahahahaa

Hari pertama di bulan november kemarin cukup memorable. Banyaaak banget ucapan ultah, doa-doa keren yang mudah2n segera diijabah Allah SWT Ơ̴̴̴̴̴̴͡.̮Ơ̴̴͡

Dan bulan ini akan gue kasih nama spesial. Lovember. Artinya? Ada deh. Mau tauuu aja! *anti klimaks*