Jumat, 31 Mei 2013

Kereta Kenangan



kapan benih memori mulai tumbuh?
mungkin ketika roda dan rel mulai bergesekan
membawa asa bergerak menjauh
seiring kepulan asap di atas cerobong


pada balok-balok bantalan
kenyataan mengguncangkan lamunan
menjerit seperti peluit
meneriakkan rindu yang terjepit


kita pernah pada satu lajur rel yang sama
berdampingan menuju senja
tak pernah kutahu jika kemudian rel bercabang
lalu kamu belok dan kita tak lagi menjadi manusia yang sama

Rabu, 29 Mei 2013

Anak Mainstream Vesak Nang Njokja

Setelah menonton Arisan 2, tahun lalu, gue sangat tertarik melihat prosesi Waisak di Borobudur. Kemudian beberapa kali blog walking, menemukan tulisan-tulisan dari para traveler yang pernah mengikuti prosesi Waisak di sana. Makin ngebet lah yaa…

Maka dicanangkanlah bahwa 2013 ini gue harus lihat Waisak di Borobudur. Beberapa teman yang gue ajak ke Jogja tanggal 25 Mei ini malah minta tanggalnya dimajukan jadi tanggal 9 Mei, karena ada harpitnas-nya. Lah ngapain gue ke Jogja tanggal segitu wong gue maunya ke sana lihat Waisak.

Seminggu sebelum keberangkatan, tiket sudah di tangan. Kereta Kahuripan untuk berangkat tanggal 23 Mei malam dan kereta Pasundan untuk pulangnya tanggal 26 Mei siang. Dulu sih, duluuu rencananya kekeretaan ke Jawa tuh ama.. ah sudahlah…

Berniat dengan tulus hanya untuk melihat dan memotret Patung Budha yang megah, Pesta Seribu Lampion yang magis tanpa tahu bakalan jadi salah satu yang akan dinyinyirin di socmed (baca: twitter). Ya, gue adalah salah satu dari ribuan anak mainstream yang ke sana berbekal kamera bergantung di leher. Mengabadikan moment yang menurut gue eksotis dan indah, yang kemudian menjadi celaan dan yaa gitu deh.

Gue bahkan sampe ga berani share foto-foto ke twitter. Iya, ampe segitunya. Nunggu keadaan gak terlalu panas. Hehe.

Balik lagi ke cerita perjalanan, hari pertama begitu sampai di Stasiun Lempuyangan – karena gue memakai kereta ekonomi AC jadi dituruninnya gak di Stasiun Tugu, melainkan di Lempuyangan. Dijemput Mas Athok, sang driver dari AW Tour  gue menjemput teman seperjalanan kali ini yang sudah nunggu cantik di KFC Malioboro karena dia sudah sampai sejam sebelumnya menggunakan kereta Argo Wilis.
3 orang konyol naik kereta Pasundan


Oya, harga tiket Kahuripan/Pasundan IDR 100K, Argowilis IDR 285K. lumayan beda yes :p
Karena belum punya hotel (selain di monopoli), kami segera mencari di sekitaran Malioboro. Tentu saja agar lebih mudah ke mana-mana. Daerah Dagen kami pilih, letaknya tepat di sebrang Malioboro Mall, gang kedua jika berjalan dari arah Stasiun Tugu setelah Sosrowijayan. Kami menginap di Hotel Puntodewo, family room dengan bed ukuran King dan extra bed ukuran sama. Seharga IDR 250K/malam. Murah kaannn hehehe.

Setelah check in hotel (dan lupa check in 4sq juga Path) mobil langsung membawa kami ke…. Goa Pindul! Jaraknya gak tahu, pokoknya sekitar 2 Jam dari tempat kami berpijak saat itu. Goa Pindul letaknya di Gunung Kidul, di perjalanan kami sempat melihat megahnya Gunung Merapi. Kereeenn banget sumpeh.

Sampai di Goa Pindul, kami bertiga yang belum mandi dari Bandung ini langsung diceburin ke sungai. Jadi, tujuan kami ke sana adalah untuk tubing, semacam body rafting memakai ban mobil besar yang sudah disetel sedemikian rupa untuk menyusuri arus tenang di dalam goa. Kedalaman air 5-12 meter, makanya kami diwajibkan memakai rompi pelampung.
tubing di Goa Pindul

Jarak tempuh sekitar 45 menit, melewati stalaktit dan stalagmite (gitu bukan ya nulisnya) batu Kristal, sarang burung kelelawar.. ohya di situ juga ada Burung Walet, tapi gak sempet ketemuan sih…
loncat dari karang di Goa Pindul, kamu berani?


Setelah kaki kiri (yang baru saja kelindes APV tea) bengkak kembali akibat naik karang-karang, perut yang keroncongan dan badan yang menggigil, semangkuk bakso adalah sasaran utama. Warung sekitaran goa menjadi pilihan kami, dengan enam ribu rupiah cacing-cacing dalam perut pun berhenti berorkestra.

Perjalanan dilanjutkan ke Pantai di Gunung Kidul. Nama pantainya banyak, mulai dari Sundak, Baron sampai Pulang Syawal kita melewati banyaakkk banget spot-spot yang sukses bikin semua berdecak kagum. Palagi ketika masih di jalanan tinggi, dari balik pohon-pohon kita bisa mengintip Samudera Hindia. OMG Subhanallaah.
Pantai Pulang Syawal ( Indraaynti )

Menghadap Samudera Hindia

Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua, lapar dan capek. Mari kita makan! Kami berhenti di resto sekitaran pantai, tempatnya cukup nyaman. Dan seperti keadaan pantai yang gak penuh, tamu di resto pun tidak banyak, sehingga kami bebas gegoleran di area lesehan.

Sehabis Ashar perjalanan kembali dilanjutkan. Rencananya balik langsung ke hotel, tapi tentu saja godaan belanja lebih besar dibanding pegal-pegal yang mendera seluruh tubuh. Dengan keadaan lusuh kami masuk ke beberapa butik di daerah Taman Sari dan berhasil menjinjing beberapa kantong belanjaan. Girls.

Berhubung gue salah perhitungan, baju nyantai pun sudah habis. Gue gak punya stok celana+kaos lagi. Semua gara-gara nyemplung di Goa dan pantai.

Maka sebelum nyampe hotel, gue maksa 2 teman seperjalanan untuk mampir ke Malioboro untuk beli baju. Heheehee :p
berharap ada kang andong yang ganteng kayak vino

Balik ke hotel, mandi dan siap-siap untuk… makan lagi! Makan di lesehan Malioboro ditemani pengamen berbatik. Ohya  kalau dihitung-hitung sih makan di lesehan lebih mahal dibanding makan di resto-resto yang akan kami datangi. Kelihatannya sih lebih murah dibanding makanan di Bandung, misal sepotong bebek goreng dihargai 18K, tapi nasi seuprit harganya 4 ribu, lalap+sambel 6 ribu. Jatuhnya sama aja sama paket nasi+bebek di Bandung yang sekitar 25K. teh tawar hangat yang biasanya disajikan free kalau kita makan di tenda-tenda di Bandung, dihargai 2-3ribu. Ummmm tapi ya, masa ke Jogja gak makan di lesehan. Kayak ada yang kurang gitu ya.. wis lah.


Esok paginya dimulai dengan cari sarapan di Malioboro dan diteruskan dengan cari oleh-oleh. Mobil travel jemput sekitar jam 11 jadi masih ada waktu untuk ke sana ke mari dulu plus dandan cantik laahh :p

Tujuan utama hari ini tak lain dan tak bukan adalah Waisak di Borobudur. Setelah googling sana-sini makanya gue memutuskan untuk mulai itungan rental mobil dari jam 11, karena acara akan selesai malam hari. Secara kita pan nyewa 12 jam yes cyn.

Dari rekomendasi google dan teman (baca: @riesna_) kami mampir ke Jejamuran. Resto nyaman dan lagi ngehits di Jogja. Restonya penuh, kami dapat meja nomor 122 ajaa..

Diiringi live music yang mengaransemen lagu suka-suka (iya, suka-suka dia aja), makanan semeja ludes tak bersisa. Jamur krsipi, jamur shitake asam pedas, jamur tiram asam manis, rending jamur, tongseng jamur dan entah apalagi. Selain beras kencur, mint tea dan aloe vera disikat habis. Ya siapa suruh mesen es beras kencur dekkk =)) dan itu semua hanya 109,500 rupiah.

Sekitar jam 2 perjalanan dilanjutkan ke Magelang, Para Bhksu dan iring-iringannya sudah sampai di Borobudur, jadi ketika kami lewat sudah tidak macet-macetan :’)
The Greatest Borobudur Temple

Waisak di Borobudur

gue motret dari jauh kok, please jangan bully yaa

Berhubung matahari sudah pulang dan perut yang keroncongan, ketika panitia memberi tahu bahwa lampion baru akan bisa ditukarkan sekitar jam setengah sembilan malam, kami pun mengurungkan niat untuk melihat pelepasan lampion. Selepas Maghrib kami beranjak pergi dan menuju Raminten, tempat gaowl anak Jogja dan anak kota lainnya kalo ke Jogja. \J/ yay!

Makan berempat sampe begok Cuma 109K ajaah! Bentuk dan suasana Raminten mah googling aja. Kocak abis!

Sampai di hotel tepat jam 11 malam, jadi gak kena charge over time lagi. Ahahahha!

Syare ay, syare syare!

Minggu pagi ditujukan untuk makan gudeg, karena belum ke Jogja kalau belum makan guideg. Gudeg Mbok Djum jadi pilihan, selain tempatnya dekat hotel, salah satu mas-masnya mirip Firman Utina. Entah apa hubungannya tapi pagi itu kami berempat sarapan di sana. Oh enggak deng, saya lebih memilih jalan di sekitar Malioboro dan cari bala bala. Sakaw bala bala mameenn….

Sebelum kereta membawa kami pulang ke kenyataan, masih sempat-sempatnya keluyuran dan nyasar ke Mirota yang sumpek dan penuh itu.. Aromanya nempel bahkan sampai 12 jam berikutnya ketika gue sudah sampai di kamar tercinta di Bandung.



HATI-HATI BARANG BAWAAN ANDA KARENA BANYAK COPET. ENAK YA JADI COPET BISA DAPET BARANG GRATIS – Mirota.


SAMPAI JUMPA JOGJA, KELAK SAYA AKAN KEMBALI BERSAMA.. MMM SIAPA SAJALAH! – Na9a


OH YA KENAPA GAK ADA MAS-MAS PENARIK ANDONG YANG GANTENG KAYAK VINO G BASTIAN? – Na9a

Rabu, 15 Mei 2013

Pisah


Detik seakan berhenti
Mulut pun terkunci
Hanya ada air mata yang menetes di pipi
Tolong jangan pergi

Waktu berjalan perlahan
Jarum jam menusuk jantung pada setiap detakan
Mengiris pembuluh secara konstan
Kembalilah, aku takkan bertahan

Masa kian membusuk
Rindu makin mabuk
Kumohon hanya satu peluk
Atau aku akan segera jatuh terpuruk