Jumat, 14 Februari 2014

Digoyang Pantura

Rencana meggoyang Pantura tinggalah rencana, yang ada hati daku yang digoyang-goyang.


Selembar undangan pernikahan dari teman dekat menjadi alibi untuk jalan-jalan ke Pantura. Sebenarnya sih gak se-Pantura-Pantura banget. Cuma Sumedang-Majalengka-Cirebon-Kuningan. Ya namanya ada undangan ke luar kota, weekend pula, sayang banget dong kalo gak sekalian dipake ngider. Teu kaop kalo temenku bilang. Teu kaop aya celah jang ulin, pasti langsung indit. (--,) he he he.

Rencananya hari pertama ikut rombongan temen kantor. Rutenya Sumedang-Majalengka-Cirebon. Alhamdulillaah lancar. Berangkat jam 5 Teng. Iya, kita memberlakukan Tenggo. Jam 5 Teng langsung Go, untuk menghindari macet, telat dan hal-hal menyebalkan lainnya. Mampir dulu ke Majalengka, nengok yang sakit eh malah dibekelin makanan. Hehehe. Rezeki ya cyn.

Perjalanan dilanjutkan, langsung ke tempat kondangan. Alhamdulillaah nyampe sana pas laper, pas makanan lagi banyak-banyaknya. Segala makanan khas Cirebon disajikan. Mie koclok, empal gentong, tahu gejrot, segala rupa you named it pokoknya. Perut sudah kenyang, perjalanan akan dilanjutkan dengan wisata belanja.. Kita semua masuk ke bus, udah absen semua tapi kok gak jalan-jalan ya… Ternyata oh ternyata busnya amblas. Di parkiran. Yasalaaam… HAHAHAHAHAA!

Sekitar satu setengah jam sampai akhirnya mobil derek datang, kita semua udah selesai istirahat dan shalat Zuhur, jadi lebih enakan sih. Perjalanan dilanjutkan ke pasar Pagi. Biarpun udah siang bolong namanya tetap Pasar Pagi.

Gapit, sarang madu, emping dan lain-lain sudah masuk ke dus.

Mbak penjual: Mbak, ini sudah masuk semua ya. Mau ditulis atas nama siapa?
Daku: Atas Nama Cinta
Mbaknya: Okeyfain.
ATAS NAMA CINTA

Cirebon lagi panas-panasnya saat itu, kayak hati yang lagi gerah lihat gebetan ngobrol ama mantannya. Segelas es dawet menjadi penyejuk, SERRR enak adem, apalagi itu esnya dibayarin ama temenku.

Seolah kurang dramatis, lagi ngelamunin gebetan yang lagi sama mantannya itu tiba-tiba saja hujan turun. BYURR. Kami langsung berlarian menuju bus. PPFFTTT.  Tujuan selanjutnya adalah Desa Batik Trusmi. Trusmi it works. *halah*

Belanjaan sudah di tangan, bus  rombongan akan kembali ke Bandung. Daku? Tentu saja daku dan dua teman ngebolang turun dan memisahkan diri dari rombongan. Bye bye! ^^

Lalu kemanakah tujuan kami bertiga selanjutnya? Hotel belum booking, mobil rentalan baru ada besok pagi, oleh-oleh dan tentengan udah segambrengan. Makan! Itulah jawabannya. Kami pun menuju salah satu tempat empal gentong terkemuka di Cirebon. Haji siapaa gitu, lupa daku. Hehehe.

Semangkuk empal asem sudah di perut, badan juga sudah minta istirahat. Kasur Mana Kasur?? Referensi hotel yang kami punya di antaranya adalah Amaris dan Sidodadi di jalan Siliwangi, tepat di samping pintu stasiun Cirebon. Tapi kami lebih memilih Hotel Slamet yang terletak persis di seberang hotel Amaris karena...  harganya… sepertiga dari harga Amaris. HAHAHAHAHAAHA!

Tempatnya cukup nyaman apalagi jika dibandingkan dengan harganya. Satu kamar ada 2 bed dengan fasilitas fan, teve dan kamar mandi dengan kloset duduk. Bersih dan tidak spooky. Plus dapat jatah sarapan pula.
HAPPY TUMMY

Setelah istirahat, mandi, shalat Maghrib dan Isya, tujuan kami berikutnya adalah wisata kuliner. Makan lagi? Tentu saja! Nasi Jamblang Mang Dul yang berada persis di sebrang Grage Mall menjadi pemberhentian berikutnya. Selesai makan, sepertinya masih ada space di perut kami. Sambil gigitin es lilin kami jajan Tahu Tegal. Tahu yang dipotong kecil lalu dilapisi tepung kanji. Enak. Malam makin larut, perjalanan ditutup dengan naik becak sepuluhribueun.
LAH ABANG BECAKNYA MANAA?

Ketukan bellboy yang mengirim sarapan ke kamar membangunkan daku. Sudah jam tujuh pagi. Tenang aja, mobil nanti jemput jam delapan kok. TAPI KAN DAKU BELUM MANDI YA. Bergegaslah segera mempercantik diri dan sarapan nasi kuning yang disediakan hotel. Rencananya kalau kami bangun lebih pagi, pengin foto-foto dulu di stasiun, tapi ya namanya juga bangun kesiangan, lha ya piye..

Jam delapan tepat, driver sudah menjemput.

Mas Rental: Ada yang mau dicari lagi ndak di Cirebon? Apa mau langsung ke Kuningan?
Daku: Saya sih enggak. *ngelirik temen cowok*
Temen: Hehehe iya, saya mau ke Trusmi lagi.
TUH KAAN SIAPA BILANG DOYAN BELANJA ITU HANYA MILIK KAUM PEREMPUAN. HIH.
BELANJA CYN?

Tempat pertama yang kami kunjungi di Kuningan adalah Linggarjati. Sebuah wisata alam dan sejarah.
BEBEK GOWES

IKAN DEWA

Next stop yaitu….. belanja oleh-oleh lagi. Sebuah toko bernama Teh Diah.
CALON ISTRI BINANGKIT

YANG FIGURA ORANYE ITU TEH DIAH, YANG KERUDUNG ORANYE TEH NAGA

Lalu kami menuju Sangkan Hurip, ada wisata alamnya ada juga waterboom.
MBAH MINTA DUWIT SEKARUNG

ALAY-ING EVERYWHERE

ECOPOT COPOT COPOT KAGET GUE BOK

BELAKANGKU ITU GUNUNG CIREMAI ^^

Lanjut ke Waduk Dharma.



Pulang dari Waduk Dharma, daku dapat berita buruk soal keadaan Mamah. Maka rencana kuliner di Kadipaten dan Sumedang pun diurungkan, Mas Driver menginjak pedal gas dan bergegas menuju Bandung. Rasanya tak karuan, lemas, sedih, bingung, kesal, seperti melayang. Esoknya Mamah dilarikan ke Rumah Sakit karena gula darahnya tinggi sampai 519. Alhamdulillaah setelah 5 hari dirawat Mamahku sayang sudah bisa pulang ke rumah.

Jadi bagaimana rasanya hatiku ini tidak digoyang-goyang. Lagi jalan-jalan tiba-tiba ada kabar buruk. Rasanya seperti naik ontang-anting. Goyang-goyang gak karuan. Never gonna forget this trip.


Sampai jumpa di vacation selanjutnya! 

Senin, 10 Februari 2014

Untuk Ayah Yang Cemas Akan Calon Menantunya

Tenanglah, Ayah. Ia akan segera datang.

Sudah menjadi janji-Nya bahwa tiap manusia ditakdirkan berpasang-pasangan. Tak usah ragu akan hal itu.
Izinkan hatiku sedikit berkelana, ketika segalanya dirasa pas, akan kubawa ia pulang. Ia akan menghadapmu, memintaku padamu, berjanji akan mencintaiku seumur hidupnya, membahagiakanku sampai waktu yang tidak terbatas.

Ia yang akan membukakan pintu bahkan ia yang akan mengantarku pulang sehingga tak usah lagi kau terkantuk-kantuk cemas menantiku jika aku pulang telat. Ia yang akan memasakkan untukku jika aku sedang malas makan, sehingga tak usah lagi kau terbangun di malam hari karena rengekanku yang ingin makan ini itu. Ia yang akan menghalau tikus-tikus menyebalkan  sehingga tak usah lagi kau mengobrak-abrik dapur ketika aku berteriak jijik melihat binatang itu. Ia yang akan menyiapkan lampu darurat ketika tengah malam listrik mati sehingga tak usah lagi kau terbangun mencari dan menyalakan lilin ketika aku menangis ketakutan karena kegelapan.

Tak ada satupun permintaanku yang tak dikabulkan oleh-Nya melalui peluh dan ridhomu, bukan? Sepsang sepatu roda berwarna kuning, liburan tiap tahun hingga gelar sarjanaku.

Tenanglah, semudah membalikan telapak tangan, ketika saat itu tiba, ia akan menemuimu. Menjadikanku ratunya, menjadikanku wanita yang sempurna


Ketjup,

-Putri kecil kesayanganmu 

Senin, 03 Februari 2014

Dear Connie

Dear Connie,

Saat pertama tahu namaku akan bersanding dengan namamu di sebuah buku berjudul Solemate, aku bahagia. Seseorang yang kufollow sudah cukup lama. Seseorang yang aku kagumi.
Dari twitter aku tahu kalau kamu mengurus pria kesayanganmu. Cintamu mengingatkanku pada pria kesayanganku juga, cinta kita sama besar kurasa pada mereka.

Dear Connie,

Entah hatimu terbuat dari apa, ketabahanmu seringkali melecut semangatku. Your parents will so proud of you. My deep condolences, Connie.

By the way aku suka sekali avatar twittermu, cantik sekali seperti Hello Kitty.

Ketjup,

F

Minggu, 02 Februari 2014

Diam-Diam Suka

Akhi,

Kuberi tahu rahasia besar ya. Begini, entah mengapa tiap di hadapanmu mulutku terkunci rapat, pipiku merona, perutku seperti terobrak-abrik tak karuan. Persis seperti tiap-tiap aku jatuh cinta. Jangan senyum membaca surat ini. Jangan. Bisa kaku dibuatku kalau melihatmu tersenyum.
Tapi siapakah aku, yang hanya berani mengagumimu diam-diam.
Diam-diam meminta Tuhan untuk mempertemukan kita lagi.
Pertemuan yang seolah tak disengaja padahal kutahu benar ini sesuai dengan yang kudiskusikan dengan-Nya.
Diskusi pada suatu pagi di Masjid Nabawi.
Ah, Akhi.

Salam,

F