Kamis, 31 Mei 2012

lil escape: bali!

Hello world!

Kenapa sudah ada dua tanda seru di awal tulisan? karena mungkin gue baru saja mengalami hal yang seru-seru. (?) hahaha abaikan.

FYI nih, gue baru saja menunaikan ibadah liburan. kemana sodarah-sodarah? tentu saja Bali! Pulau yang sejak puluhan tahun lalu *eh wait kesannya tua banget gue* *ralat* Pulau yang sejak beberapa tahun lalu gue impikan.

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan dengan keinginan luhur maka terwujudlah liburan tersebut.

I'm going to bali, with my own money, sendiri!

Wah ada tanda seru lagi. Berarti emang sangat seru yah fan? Tentu saja.......!

Jadi ya ceritanya setelah dapat ujian yang lumayaan, gue bilang sama Mamah, "Kalo semua ini udah selesai, Yayang boleh yah liburan? Ke mana pun?" Mamah mengiyakan.

Berbekal tiket murah, yaitu 227K IDR. Iya, iya, dua ratus dua puluh tujuh ribu doang. PP. PP loh itu PP. Pulang Pergi. Huwow banget kaaannnn. Rezeki emang gak mesti bebentuk duit, bisa juga berbentuk tiket murah kaan?


*ehhhh si bos udah dateng, ntar disambung lagih

see ya!

----------------------------------------------------------------------------------------------------

alone



Hoi hoi gue kembali lagi..... (setelah 5 hari)

Kemaren cerita sampe tiket yah, oke gue terusin.

Biarpun judulnya pergi sendiri ke Bali. Di sana gue gak sendiri-sendiri amat sih. Karena ada beberapa teman dan partner in crime yang sudah menetap hampir dua tahun.

hotelnya cuma 150 ribu hahahhaa

Karena eh karena itu hari kerja, maka petualangan gue di siang hari tidak didampingi oleh mereka. Bayangin. Ayo bayangin.... gue pake motor keliling-keliling sendiri. Areanya mencakup Kuta-Legian, Tuban, Sanur dan Jimbaran. Dan menghabiskan bensin premium sepuluh ribueun. Motornya pinjem dari my partner in crime. Aheeyyyy gretong!



Kenarsisan gue diuji. Dalam solo trip ini (maksudnya jalan-jalan sendiri, bukan jalan-jalan ke Solo yah), gue dihadapkan dalam pilihan mengabadikan wajah dengan latar belakang pantai-pantai nan indah serta pura-pura (baca: pure) yang otentik atau cukup mengabadikan dalam memori otak saja.

gak semua yang lo lihat perlu diabadikan di kamera bukan?

Karena satu dan lain hal (maksudnya ga mau pegang bb karena takut diganggu oleh urusan pekerjaan) gue memilih opsi ke dua. Gue lebih banyak duduk di pinggir pantai, menikmati sebotol minuman, membiarkan beberapa bagian tubuh dilukis oleh Bli-Bli lokal. Kegiatan rutin sebelum sarapan di hotel juga diisi dengan duduk memperhatikan para Perempuan Bali yang sembahyang di Pura.

Damai...

Oya, FYI aja yah, jalanan di Bali sangat bersahabat. rame tapi gak macet, ngebut tapi gak bikin serem, jalanannya sempit tapi bisa muat dua mobil. Gue yang kalo motor-motoran di Bandung mesti pake kaca mata atau helm tertutup, di sana alhamdulillah yah gak ada itu cerita kelilipan meski kacamata dan kaca helm dibuka.

Berhubung waktu yang sangat sempit, pusat oleh-oleh pun menjadi tujuan utama. Gue kesana bawa 1 ransel dan 1 koper. Pas pergi ransel diisi beberapa helai baju/rok dan koper diisi keripik buat partner in crime gue. Pulangnya semua diisi oleh-oleh. Baju gue tersisihkan.



Gue diajak dinner di Jimbaran, di pinggir pantai dengan meja-meja yang tersusun rapi sepanjang garis pantai. 80% orang bule. Setelah sunset, lilin-lilin mulai menjadi penerang utama, beberapa penjual laser menyalakan dagangannya. Dari sebelah barat tampak landasan yang gak berhenti-henti di lewatin pesawat. PACAR MANA PACAARRRRRR????!!!!


sama siapa cobaaa?

dijanjiin untuk nginep di Janji Inn



foto-foto bisa dilihat di IG: @tetehna9a


Rabu, 16 Mei 2012

Istriku Ada Lima

Hubunganku dengan Siska putus-nyambung. Senakal apapun aku, dia pasti mau menerimaku kembali. Pernah aku selingkuh dengan Gita, sahabatnya tapi akhirnya dia mau menerimaku kembali. Memasuki tahun kelima, kami –atau aku- sudah merasa sangat jenuh dengan hubungan ini. Hubungan kami menggantung.

Aku bertemu dengan Ratna, gadis cantik, adik dari sahabatku Bintang.  Dengan perawakan mungil, rambut terikat rapi lengkap dengan poni di atas alis, sungguh dia imut sekali. Aku sangat menyukainya. Aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Kuungkapkan keseriusanku pada Bintang, karena kutahu dia takkan membiarkan adiknya kupermainkan begitu saja. Dua bulan kemudian aku menikahinya.

Banyak yang mengira aku menikah karena Ratna keburu hamil, tentu saja tidak. Mana berani aku menghamilinya di luar nikah, bisa dibuat cacat seumur hidup oleh kakaknya. Siska datang seorang diri ke pernikahanku, padahal bisa saja dia membawa pasangan, banyak pria yang mengantre ingin menggantikan posisiku. Ah andai saja dia membawa seorang teman prianya, aku akan merasa jauh lebih baik.

Seminggu kemudian aku dan Siska makan siang bersama. Tidak banyak yang kata yang keluar dari mulut kami. Kulihat betapa kesedihan sangat tampak di matanya, walaupun dia sudah berusaha menutupinya. Aku tahu, aku sudah sangat menyakitinya. Dia masih sempat membetulkan kerah kemejaku ketika kami akan beranjak pulang. Kupandangi dia, dia hanya tersenyum.

Entah terbuat dari apa hati Siska, dia masih selalu ada untukku. Ratna yang manja, lucu, manis dan menyenangkan. Aku senang memanjakannya, terlebih karena aku juga masih membiarkan dia meneruskan sarjananya. Tapi aku masih ingin juga dimanja, seperti yang selalu dilakukan Siska. Setelah pertemuan siang itu kami jadi sering bertemu lagi. Jauh di lubuk hatiku, aku masih sangat menyayanginya, masih membutuhkannya, begitupun dia. Sampai kutanyakan satu hal padanya. Gimana menurut kamu tentang poligami? Dia hanya menjawab, aku hanya ingin menikah dengan pria yang kucintai. Sebulan kemudian kami menikah.

Dengan dua istri yang kucintai dan mencintaiku, hidupku sangat menyenangkan. Hanya saja, kesenanganku sedikit terusik dengan kehadiran partner kerja baruku. Sinta. Wanita mandiri lulusan Harvard ini mulai mencuri semua attensi atasanku. Mereka bilang: Pekerjaannya selalu sempurna. Otaknya brilian. Tapi sikapnya sangat angkuh –menurutku-, tidak menurut atasanku-. Jadilah kami sering bersitegang di ruang rapat, kubikle, bahkan di pantry ketika membuat kopi, sungguh dia sangat egois.

Bulan ini kami akan mengerjakan project baru, aku dan dia sudah mempersiapkan semua bahan untuk presentasi di depan calon klien kami. Biasanya akulah yang akan presentasi, tapi karena aku sedang kurang fit jadi tugasku kualihkan padanya. Kuperhatikan caranya presentasi, cara dia menjawab, cara dia menguasai pembahasan. Baiklah kuakui, dia memang pintar.

Tanpa hambatan berarti, project kami goal. Aku dan beberapa rekan kerja merayakannya di sebuah lounge. Sinta menghampiri mejaku, cheers partner! Serunya seraya mengangkat liqueur. Akhirnya kami duduk satu table, tak kusangka ternyata dia cukup friendly di luar jam kerja. Kami mengobrol tentang banyak hal.  Jika sahabatku, Army pernah bilang kalau smart is new look of sexy kurasa benar. Sinta terlihat seksi dengan kepintarannya. Wawasannya sangat luas.

Aku baru tahu kalo ternyata dia sedang ditekan oleh keluarganya untuk segera menikah. Di usia yang cukup matang, materi berlimpah, karier yang menjanjikan tentu saja tinggal pernikahanlah yang mereka tunggu. Tapi setelah pertunangannya gagal dua tahun lalu sepertinya dia benar-benar mengenyampingkan urusan asmara.

Entah bagaimana prosesnya, setahun kemudian aku melamar Sinta kepada orangtuanya. Hari baik segera ditentukan, bulan depan kami menikah.

Yup, sekarang inilah aku, dengan tiga istri. Siska sedang hamil tiga bulan. Ratna baru memasuki  semester lima perkuliahan. Sinta sedang ditawari sebuah perusahaan asing untuk posisi eksekutif.

Suatu hari aku sedang mencari cemilan di sebuah swalayan 24 jam, kuambil snack favoritku. Seorang bocah tiba-tiba mencolek tanganku, meminta tolong diambilkan Pocky Banana seperti yang kupegang. Kucoba tawarkan rasa lain, dia menggeleng. “Mau yang banana om!” Kucoba lagi dengan rasa lain, dia tetap menggeleng, sedikit berteriak dia menegaskan bahwa dia hanya mau yang banana. Dengan berat hati kuberikan padanya, padahal stocknya tinggal satu. Seorang wanita menghampiri kami, sepertinya ibu bocah itu.

“Kenapa nak?” tanyanya.
“Aku pengen yang banana, omnya ga mau kasih. Disitunya udah abis.” Jawab si bocah.
“Eh kamu jangan gitu, itu pockynya punya om, ayo kembaliin.” Tegur sang ibu. Si bocah menggeleng, seperti hendak menangis. Aku jadi tidak tega. "Kamu tuh sama persis bapakmu.  Cuma doyan pocky banana!" dumelnya lagi.
“Ga papa ko bu, saya bisa ambil rasa lain.” Seruku.
“Aduh maaf ya mas, jadi…” kalimatnya terputus. Kami saling berpandangan.
“Gita?” Tanyaku.

Aku mengantarnya pulang, sedikit memaksa karena dia bersikeras tak mau diantar. Tapi akhirnya dia setuju juga karena hujan tak kunjung reda, dia tidak tega kalau Gilang, putranya, harus hujan-hujanan.

“Gilang umurnya berapa?” Tanyaku.
“Tiga setengah om.” Jawabnya sambil mengemut Pocky.
“Tiga setengah? Berarti kamu nikah pas kita kuliah dong?” Tanyaku pada Gita. Dia hanya mengangguk. “Sama siapa?” sambungku.
“Berhenti disini aja, aku masuk gang situ. Thanks ya! Salam buat Siska.” Jawabnya seraya membuka pintu mobilku.

Agak aneh dengan sikap Gita, kuceritakan pertemuan kami pada Siska. Siska juga tak kalah bingung, dia sama sekali tidak tahu kalau Gita sudah menikah dan punya anak. Seminggu kemudian aku mendapat kabar sangat mengejutkan. Gita tidak pernah menikah, dan Gilang adalah anakku. Siska mengucapkannya sangat jelas. Ya, Siska yang mencari tahu mengenai Gita. Dan yang lebih mengejutkan, Siska memintaku untuk menikahi Gita. “Aku gak bisa bayangin untuk besarin anak sendirian, kamu harus tanggung jawab.” Pintanya.Aku menikahi Gita, demi masa depan Gilang. Karena sampai saat ini dia belum punya akta lahir, padahal sebentar lagi dia masuk sekolah.

Dengan istri empat, kuakui harus mempunyai pemasukan lebih. Walaupun sebenarnya kami tidak kekurangan, tapi aku harus bertanggungjawab untuk membahagiakan mereka. Aku mencoba memulai bisnis dengan temanku Denny. Syukurlah, bisnis kami berjalan cukup lancar. Bahkan di tahun kedua aku berniat untuk mengembangkan usahaku. Tapi kami butuh modal yang cukup besar. Dia mengenalkanku pada seorang pengusaha sukses, Lena. Janda kaya yang bisnisnya dimana-mana. Putrinya masih kuliah di San Fransisco. Dia tinggal sendiri di Indonesia.

Ternyata perkenalan kami tidak hanya membuahkan bisnis yang menguntungkan, ada timbul benih cinta seiring seringnya kami pergi keliling Indonesia berdua. Akupun menikahinya.

Istriku ada lima, macam-macam sifatnya. Ada yang manja, sabar, mandiri, tegar, ambisius, tapi satu hal. Mereka mencintaiku dan aku juga mencintainya.



Senin, 14 Mei 2012

catatan pesta pernikahan

Setelah puluhan kali menghadiri pesta pernikahan, akhirnya saya punya beberapa poin untuk catatan resepsi pernikahan saya nanti.

Sebentar... Mesti ada tembusan dulu nih..

Cc: @calonsuamifani

Oke, pesta yang ada di benak saya sekarang adalah sebuah pesta yang simpel, intim, gak gerah, gak pegel, makanan banyak dan enak dengan senyum mengembang di setiap orang yang ada di situ.

Simpel. Gak ribet. Yaiyalah. Maksudnya, saya gak perlu pake kebaya menjuntai dengan ekor 2 meter, atau kalo pake kerudung, bentuknya gak seperti sedang membawa dagangan kembang dan buricak burinong di kepala. Sehingga membuat saya seperti kepalaa besaar kepalaa besaar kepaalaaa besaarrr arale.

Acara adat seperlunya, gak perlu heboh-heboh. Ya gitu deh.

Intim. Tamu yang hadir adalah orang-orang yang memang saya dan suami harapkan ada disitu. Sahabat, teman-teman, saudara :) kalo bisa gak terlalu banyak, pengennya sih kita ga di pelaminan aja, tapi sambil jalan nyamperin tamu. Foto-foto on the spot, biar di album background ga itu-itu aja. Hehe.

Gak gerah dan gak pegel. Jujur, biasanya dua hal itu yang bikin mood tamu ngedrop. 

Gak bising. Musik yang dihadirkan kalo bisa mini band dari temen-temen aku. Gigitaran, akustikan. Dan inget, song list harus saya setujui terlebih dahulu. Maap-maap aje ye, talak tilu, hamil duluan, gak akan saya luluskan. Pun dengan someone like you. Terkecuali mantan saya yang menyanyikan. jadi ceritanya dia tersedih-sedih gitu saya nikah aposeee??? Hahahaaa.

Pengennya sih lagunya asik-asik, yang bisa bikin dansa.. Makanya saya ga mau pake ekor 2 meter itu biar ga repot. Kebayangnya saya dansa ama sahabat-sahabat pria saya, sama adik saya, sama ayah saya dan kemudian sama suami saya.. 

Makanan banyak dan enak. Oiya dong, musik enak, makanan enak, perut kenyang, happy... :)



Jadi gimana nih dear, setuju kan?

:D

cara kematian

Tuhan, seseorang berkata padaku bahwa kita diperbolehkan meminta apapun pada-Mu, sebanyak-banyaknya. Karena tiada tempat meminta selain pada-Mu. Dia pun menambahkan, minta sebanyak-banyaknya, Allah ga akan miskin cuma karena kita minta ini itu. ;)

Doa untuk keselamatan dan kesehatan ust. Yusuf Mansyur.

Suatu ketika saya sedang dalam perjalanan menuju kantor. Menaiki motor kesayangan, puppy. Sebuah pemikiran tetiba muncul. Bagaimana nanti jalan saya ketika ajal menjemput?

Saya pun merenung. Masih di atas motor.

Doa saya, saya ingin meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Dalam keadaan yang baik. 

Ya Tuhan, kalau boleh saya meninggal jangan menyusahkan orang terdekat saya maupun orang lain. Jangan dalam sebuah kecelakaan yang saya buat ataupun orang lain buat, hingga orang tersebut menderita atau terkena ganjaran karena meninggalnya saya.

Kalau boleh, juga jangan karena penyakit yang membuat orang-orang terdekat saya repot, sampai harus menunggui di rumah sakit dalam waktu lama, menghabiskan banyak uang, pokoknya hal-hal yang menyusahkan mereka.

Itu aja sih dulu yang kepikiran di atas motor tadi. Terimakasih ya Tuhan. 

Maha Suci Allah Dengan Segala Kebaikan-Nya.

rasa tak terperi

Namanya Rindu.


Buah hati dari cinta. Tentang sepasang kekasih yang terpasung rentang.

Ia berkawan dengan sepi, merintih dalam malam yang sunyi.

Ia berkarib dengan hujan, menanti untuk sebuah pelangi harapan.

Iya, ini adalah rasa yang tak terperi.

cinta dalam setablet parasetamol

Jika cinta adalah segelas air putih yang kuteguk bersama sebutir parasetamol, maka demam akan segera hilang lalu kehangatan yang akan menjalar pada relung hati yang sempat rapuh.


Gimana, sudah baikan?

Aku mengangguk pelan.

Banyakin minum air putih, ga denger kata dokter waktu itu. Kamu tuh harus banyak minum air putih. Sama buah-buahan juga. Gak ada lagi deh minum-minum soda.

Dih siapa juga yang minum soda..

Pokoknya banyakin minum air putih.

Iya bawel.

(»^u^«)

*****

cinta dalam secangkir kopi

Jika cinta adalah secangkir kopi yang kusajikan untuk menemani lemburmu. Dua-satu-dua. Dua sendok kopi, satu sendok gula dan dua sendok susu kental manis.

Aku akan memandangimu dari sudut tempat tidur, berusaha agar tetap terjaga. Kamu tahu, ekspresimu ketika serius mengerjakan laporan itu sungguh menyiksaku. Dahimu acapkali berkerut. Sesekali bibirmu tergigit. Entah kamu merasa atau tidak jika aku selalu memperhatikan. Kamu tetap acuh dan tak menoleh padaku sekejap pun.

Kopi yang kusajikan sudah dingin. Kamu menghirupnya dengan laun. Menikmati setiap manis dan pahit yang menerpa lidah. Istimewa katamu, rasa yang terfusi dengan sempurna tanpa ada sengatan panas di lidah. Ah, terserah kamu saja sayang.

Kalaupun aku lalu tertidur, jangan takut kau kutinggal. Karena bahkan dalam lelapku pun kamu akan hadir dalam mimpiku.

Jangan lupa kecup aku ya :) I ♥ you