Rabu, 19 Desember 2012

Senja Yang Manis


Selamat petang, Senja

Selamat petang, Fajar

Senja sedang apa?

Merindumu. Oh, baru selesai baca Dimsum Terakhir.

Bagus?

Menarik, tapi ritmenya agak datar. Gak terlalu bisa bawa perasaan turun-naik.

Kan, memang kamu yang pintar bikin perasaan turun-naik.

Ah, kamu.
Kukirim satu cerita ya?

Kutunggu!

Ya, tunggulah, takkan selama ku menunggu kamu.




:’)

Bahagia itu sederhana ya. Sesederhana semangkuk mie dan senyum kamu. Mungkin karena kamu salah satu sumbu kebahagiaanku..

Bahagia itu sederhana. Kamu tersenyum, aku bahagia. Kebahagiaanmu, kebahagaiaanku.

Manis.

Kamu lebih manis.

Hati-hati diabetes ya..

Sungguh, Kamu begitu manis.

Tidak, aku tak semanis itu. Seperti komposisi kopi favoritku. Tiga Dua Satu. Tiga sendok teh kopi, dua sendok teh susu dan satu sendok teh gula. Bittersweet.

Biarkan aku sebagai susu, dan kamu adalah manis yang orang sukai. An extraordinary taste. You put an extra to the ordinary.

Ah!
Cukup, aku tak ingin terbang sampai langit ke tujuh lalu terjun bebas kembali ke bumi tanpa ada yang menangkapnya.

Pakai sabuknya erat-erat, kembangkan sayapmu dan terbanglah.

Kalau aku jatuh dan sayapku patah?

Pakai pesawat saja. Aku akan ke airport.

Dan biarkan aku terbang sendiri?

Tidak, aku akan berdiri di arrival gate. Jika saja kamu butuh tumpangan untuk ke rumah.

Rumah? Rumah siapa? Rumahku? Rumahmu?



                                                          ~ Lalu malam itu, Senja tertidur dengan senyum di bibirnya. 


*tulisan bersama @AirunStarky 

Jumat, 14 Desember 2012

Jika Dia

Tuhan,

jika dia jodohku, mudahkanlah segalanya
lancarkan segala urusannya

buka hatinya
buka hatiku
buka hati kami
buka hati orang-orang di sekeliling kami

jika bukan,
tunjukkanlah jalan lain

jangan biarkan ku jatuh hati padanya
jangan biarkan ku patah hati lagi

boleh ya?