Rabu, 05 September 2012

Firasat


Cepat Pulang
Cepat Kembali Jangan Pergi Lagi
Firasatku Ingin Kau Tuk Cepat Pulang
Cepat Kembali Jangan Pergi Lagi

Seharian ini pikiranku tak tenang. Pekerjaanku berantakan, atasanku marah-marah.

Ku cek kembali ponsel yang tersaku di dalam celana, masih belum ada notifikasi.

Sudah seminggu tidak ada kabar dari Rama. Setidaknya pagi atau malam dia akan sekadar menanyakan kabarku. Bagaimana pekerjaanku, atau menceritakan keadaannya di sana.
Aku sudah mengirim sms berkali-kali, tidak ada jawaban. Malam tadi kutelepon, ponselnya mati. Pikiranku sungguh tak keruan.

Kubuka percakapan kami terakhir. Tujuh hari yang lalu.

Rama kapan pulang?
Kayanya nanti minggu depanan. Lagi banyak kerjaan..
Kamu jaga kesehatan.
Iyaaa…
Cepet pulang.
Sip bos!

Kuraih pendedel di samping mesin jahit, dari tadi jahitanku miring-miring. Kucabuti perlahan helai demi helai benang yang menumpuk di lipatan kain.

SREB! Pendedel menusuk telunjukku. Darah segar mengucur deras ke atas kemeja putih yang belum jadi ini. Astaghfirullah al adziim. Teman di sampingku berteriak histeris, lalu segera meminta temannya mengambil kotak P3K.  Aku yang masih terbengong segera digeretnya menjauhi kain-kain. Barangkali takut darahku mengotori kemeja lainnya.

“Mbak Yun kenapa, kok bisa sampe begini?”
Aku menggeleng lemah, perasaanku makin tak enak.
Hanya Rama yang di pikiranku sekarang.

Rani datang dengan obat merah dan kasa, lalu segera membalut lukaku. Aku masih diam tak ingin bicara.
Ponselku bergetar, ada panggilan masuk.
“Selamat siang, dengan Ibu Yuni?”
“Iya, saya sendiri. Ini siapa?”
“Kami dari kepolisian. Apa benar anda ibunya Rama?”
“Iya, Rama kenapa Pak?”
“Maaf Bu, kami harus menyampaikan berita ini. Putra Ibu ditemukan tewas di kamar kostnya.”
“Astaghfirullah al adziim…..”
Hitam. Gelap. Lalu aku tak sadarkan diri.

Sayangku
Kupercaya Alam Pun Berbahasa
Ada Makna Dibalik Semua Pertanda
Firasat Ini
Rasa Rindukah Ataukah Kedamaian
Aku Tak Perduli
Kuterus Berlari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar