“Aku harus pergi..”
Terlampau sering kau
buang air mataku
Tak pernah kau tahu
dalamnya
Rasa cintaku
*
Praya terhenyak melihat deretan kalimat-kalimat manis yang
ada di ponsel Ken. Kata-kata puitis beraroma kerinduan dan ungkapan sayang.
Tentang ciuman-ciuman hangat dan malam penuh gairah. Sampai mual Praya
dibuatnya.
Syabila, gadis itu. Ternyata Ken masih berhubungan
dengannya. Sudah hampir setahun setelah terakhir kali Praya mendapati Ken dan
Syabila bermesraan di sebuah kamar.
Tak banyak inginku
Jangan kau ulangi
Menyakiti aku sesuka
kelakuanmu
Ku bukan manusia yang
tidak berpikir
Berulang kali kau
lakukan itu padaku
Saat itu Praya memaafkannya, setelah Ken berulang kali
memohon maaf sambil menciumi kaki Praya.
Kali ini rasanya sulit.
Jika cinta dia
Jujurlah padaku
Tinggalkan aku di sini
tanpa senyumanmu
Jika cinta dia
Ku coba mengerti
“Praya buka pintunya!” terdengar suara Ken dari luar kamar.
“Bajingan kamu Ken! Brengsek!” teriakan terdengar dari dalam kamar.
“Kamu gak bisa ngamuk-ngamuk dan ngunci diri kaya gini. Kita
selesain baik-baik. Aku bisa jelasin..” belum selesai Ken bicara sebuah ponsel
dilempar dari pintu. Lalu Praya menutup pintunya lagi.
Teramat sering kau
membuat patah hatiku
Kau datang padanya
Tak pernah ku tahu
Kau tinggalkan aku di
saat ku butuhkanmu
Cinta tak begini
Selama ku tahu
Tetapi ku lemah karena
cintaku padamu
Praya menangis sejadinya hingga tertidur di lantai. Paginya
ia membulatkan tekad untuk pergi dari rumah Ken. Pergi dari hidupnya Ken.
“Aku harus pergi..”
Jika cinta dia kucoba
mengerti
Mungkin kau bukan
cinta sejati di hidupku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar