“Praya, maafin aku. Tolong kembali..”
Kenzi terpaku di depan pintu rumah Praya. Kali ini
sepertinya Praya tidak bisa memaafkannya.
*
Pagi itu Kenzi mendapati Praya mengemasi barang-barangnya. Semalam mereka bertengkar hebat, Praya menangis dan mengunci pintu kamar. Kenzi
terpaksa bermalam di kost temannya.
Seharian ia mencoba menghubungi Praya, dia tidak ada di
kantornya, ponselnya tidak ada yang aktif satupun. Kemudian Praya menghilang,
dua hari, tiga hari, seminggu. Tidak ada kabar.
Kenzi seperti kehilangan separuh nyawanya, dia sungguh
menyesal telah menyakiti Praya.
Setiap hari ia mendatangi rumah Praya, tidak ada jawaban.
Baru setelah lewat seminggu ia melihat mobil Alex, sahabatnya, terparkir di
rumah Praya. Tak membuang waktu ia segera menggedor rumah Praya.
“Praya, maafin aku. Tolong kembali..”
Praya menggeleng sambil menahan air matanya. “Udah cukup
Ken.. terlalu sering kamu begini.”
Masihkah mungkin ku
kembali
Tuk megisi hatimu
Yang jelas hati
Ku tak lagi sanggup
jauh darimu
“Praya, aku janji ga akan ngulanginnya lagi. Sumpah..”
Praya tak bergeming.
Aku kan berjanji
Takkan mengulang
segala kesalahan
“Aku cuma cinta kamu Praya..”
Aku kan mengabdi
Pada satu cinta dan
itu dirimu
“Aku capek Ken..”
Jujur ku hanya seorang
lelaki
Yang terkadang tak
lepas dari godaan
Lalu segera Praya menutup pintu rumah. Juga hatinya.
Harus ku memiliki
Kesempatan tuk
menyayangimu lagi
Ku lihat kau ragu
Adakah yang telah
mengganti aku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar