Kamis, 22 Maret 2012

Pada Sebuah Bahu

Pada sebuah bahu yang dulu begitu hangat
Milik seorang sahabat

Bahu yang dulu menjadi tempatku bersandar
Tanpa perlu kata terjabar

Dimana jemari menelusup ke balik rambut
Lalu diusapnya dengan lembut

Tak hanya menyandarkan kepala
Tapi juga hati dan jiwa

Menahan air mata yang jatuh langsung ke bumi
Kadang terhapus saja di lengan kami


Bahu yang lalu membeku
Begitu dingin menelusup kalbu

Mendorongku menjauh
Lalu bersikap tak acuh

Mengajarkanku berdiri seorang diri
Menapaki tanya dalam misteri

Ketika air mata melawan kuat gravitasi



Waktu berlalu

Bahu yang sama kini sudah mencair
Kebekuan sudah berakhir

Hangat kembali
Seperti dulu lagi



Meski kini bukan aku
yang bersandar disitu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar