Selasa, 17 Januari 2012

Bukan Untukku (lagi)

Dia datang. Wajahku merona semerahnya. Dag dig dug. Hmm untuk apa dia datang lagi kesini, ke kantorku. Empat bulan setelah berakhirnya hubungan kami. Ini kali pertama ia datang lagi kesini. Dia menuju mejaku.

“Hai Nun.” Sapanya. Manis. Rambutnya sedikit berubah, dia juga nampak belum bercukur beberapa hari. Apakah kamu sama menderitanya denganku? Sampai-sampai kamu lupa bercukur dan akhirnya memutuskan untuk datang kembali padaku? Entahlah, tapi aroma tubuhnya masih sama. Magnetic-Magnetis Man dari Escada, aku seperti termagnet olehnya entah karena parfumnya atau apanya.

“Nunun..” katanya lagi, membuyarkan lamunanku.
“Eh, iya Zar.” Kataku. Dia tersenyum manis. “Ada apa kesini?” sambungku penuh harap.
“Ada perlu.” Jawabnya.
“Perlu apaan?” tanyaku. Dia tersenyum grogi. Aku makin geer. “Ada yang bisa aku bantu Zar?”
“Oh ga papa Nun, aku kesana dulu ya.”
“Loh, kemana?” tanyaku penasaran. Dia hanya menunjuk ke arah lobby, lalu berlalu.

Aduuhh dia benar-benar membuatku penasaran! Apakah dia akan menuju meja informasi, lalu tiba-tiba menyatakan cintanya padaku dan memintaku kembali padanya?? Kedatangannya benar-benar membuatku gila.

Aku beranjak dari kursi menuju lobby. Kulihat sekeliling, dia tak ada. Entah kemana dia. Seorang teman memanggilku.

“Nun.. Nunun..!”
“Ya, apa Ros?” sahutku.
“Ayo mo bareng gak?” ajaknya.
Kulihat jam tanganku, wah sudah jam enam sore, saatnya pulang. “Iya, ntar gua nyusul ke parkiran ya.”

Aku kembali ke meja, membereskan barang-barang dan segera menyusul Rosa ke parkiran.

Aku terserentak.

Hah, aku tak percaya dengan apa yang baru saja kulihat. Nazarudin, pria yang membuatku berkhayal kemana-mana barusan, mantan pacarku, pria yang masih kucintai, dia membonceng seorang wanita yang belakangan kuketahui sedang magang di kantorku.

Sudah pasti aku segera mencari tahu hubungan Nazar dan wanita itu, mudah-mudahan saja itu saudaranya karena ku tahu kalau dia tak punya adik kandung perempuan. Dari seorang sumber terpercaya aku dapat informasi bahwa wanita itu Angelina, adalah pacarnya, mereka baru saja pacaran. Baru dua minggu. Hufth! Hancur hatiku. Hancur harapanku.

Hari demi hari aku harus menahan sakit. Hampir setiap sore dia mejemput pacarnya. Ahhh sakitnya! Mengakui bahwa dia datang kesini bukan untuk menjemputku lagi. Ya, dia kesini bukan untukku lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar