Rabu, 21 Agustus 2013

Kirana - Too Good To Be True

Kemarin Rama meng-invite BBMku. Sudah pasti, pin blackberryku didapatnya dari Katy. Tanpa pikir panjang langsung ku-approve.

Awalnya masih bingung, mau ngobrol apa, atau bahkan mau nyapa gimana. Entahlah, bahkan tanganku gemetaran saat melihat namanya tertera di recent updates. Apakah aku harus minta maaf atas kejadian kemarin? Eh, untuk apa ya, toh dia yang menabrak aku. Atau pura-pura jual mahal dengan menanyakan ini siapa, tahu nomor pinku dari siapa..

TRING

“Hi Kirana, gue Rama, yang nabrak lo kemarin..” sebuah emoticon smile disisipkannya.
“Oh iya, haii Rama..” mati kutu gue.
“Gak papa ya gue nginvite?”
“Gak lah..” mesti ngomong apalagi gue.

Dan ternyata percakapan itu membawa kami ke pertemuan-pertemuan selanjutnya yang kadang tak disengaja ataupun dibuat tampak tak sengaja. Aku lebih sering menghampiri Katy di kantornya, mengajaknya makan siang hanya untuk sekadar bisa bertemu Rama selintas di lobby kantor atau di sela-sela kesibukannya dikejar meeting.

“Loh, lagi di sini?”
“Iya, mo lunch sama Katy. Mo gabung?”
“Pengin banget, tapi gue mesti meeting di luar. Ini juga buru-buru.”
“Oh iya gak papa, lain kali mungkin.” Sahutku dibalas dengan senyum sumringah dari Rama.

Lain waktu giliran Rama dan Katy yang menghampiri kantorku sepulang kerja. Alibinya pulang bareng karena rumah kami searah. Beberapa kali pertemuan memang disertai Katy, selanjutnya hanya Rama yang memang sengaja menjemputku pulang.

Dua bulan setelah insiden tabrakan di kantor Katy, hubunganku dengan Rama semakin dekat. Pertemuan kami cukup intens, makan siang, makan malem, nonton midnight, semua berjalan begitu mulus sampi aku merasa kalau it’s too good to be true.





7 komentar: