Aku menepis semua surat-surat kita. Duduk terdiam di pojok
kamar lalu memaki 277 km yang ada.
Aku tahu hal itu takkan memangkas jarak kita. Tapi saat-saat
seperti ini sungguh menyiksaku.
Bintang dan bulan sudah muak mendengar kisahku. Hujan yang
biasanya ramah kini dengan kasar mencabik pikiranku.
Kenapa sejenak tak kita lepaskan semua ikatan dengan
orang-orang itu lalu kita duduk bersama, menikmati secangkir kopi, berbicara
tentang apapun hingga akhirnya kembali kepada realitas dan bergulat dengan
kesibukan-kesibukan lagi?
Rindu,
Aku
aeh, Fanih...
BalasHapusini berasa yes curhatnya.. <3
ah kakakkk malu jadinya....
HapusDengan senang hati aku menerima undangan secangkir kopi lho. Tapi bukan kopi item yah, cappuccino only, Terus ada cemilan juga dong yah nasi goreng gitu biar enak ngobrolnya :D
BalasHapus