Selasa, 05 Februari 2013

Undangan Secangkir Kopi


Ada kalanya ego ini membuncah.

Aku menepis semua surat-surat kita. Duduk terdiam di pojok kamar lalu memaki 277 km yang ada.

Aku tahu hal itu takkan memangkas jarak kita. Tapi saat-saat seperti ini sungguh menyiksaku.

Bintang dan bulan sudah muak mendengar kisahku. Hujan yang biasanya ramah kini dengan kasar mencabik pikiranku.

Kenapa sejenak tak kita lepaskan semua ikatan dengan orang-orang itu lalu kita duduk bersama, menikmati secangkir kopi, berbicara tentang apapun hingga akhirnya kembali kepada realitas dan bergulat dengan kesibukan-kesibukan lagi?


Rindu,

Aku

3 komentar:

  1. aeh, Fanih...
    ini berasa yes curhatnya.. <3

    BalasHapus
  2. Dengan senang hati aku menerima undangan secangkir kopi lho. Tapi bukan kopi item yah, cappuccino only, Terus ada cemilan juga dong yah nasi goreng gitu biar enak ngobrolnya :D

    BalasHapus