Kalaupun aku sudah tak
bisa memelukmu lagi, berbalik dan berdirilah di sisi pintu ini. Biarkan aku
bersandar di pintunya. Dan aku akan bersikap seolah sedang menyandarkan
kepalaku di punggungmu.
*
“Menurut kamu bagus yang mana?” tanyaku sambil menyerahkan
contoh undangan pernikahan.
“Pilih aja sesuai selera kamu, Dek.”
“Iya, aku bingung ini bagus semua.”
“Coba minta pendapat Rendra.”
“Justru Rendra yang nyuruh aku milih ini. Jadi yang mana?”
“Dek, aku gak berhak nentuin surat undangan pernikahan kamu.” katamu.
“Aku kan
cuma minta pendapat kamu aja.” jawabku.
“Dek, tolong. Jangan libatkan aku di sini.”
“Tapi..”
“Ini pernikahan kamu dan Rendra. Aku gak bisa ikut campur.”
“Aku kan
cuma minta pendapat.” sahutku, “sebagai teman..”
“Kalau kita gak pernah pacaran lebih dari tiga tahun, gak
pernah sampai merencanakan penikahan impian, gak pernah buang tiket bulan madu
yang gak jadi, mungkin aku bisa bantu.”
“Tapi kita udah sepakat untuk berteman lagi kan . Buktinya hubungan
kita masih baik-baik aja. Aku bisa share
apapun sama kamu.. Aku..”
“Kita harus move on
Dek.”
“Bukannya kita udah move
on? Ini, Aku mau nikah sama cowok lain.”
“Move on macam apa
yang kamu maksud?” tanyamu.
“Kita masih satu bagian di perusahaan ini. Masih bisa kerja
sama di tiap proyek. Kamu bisa cerita apapun sama aku, aku juga. Kamu masih
bisa ketawa sama aku, aku masih curhat dan nangis di depan kamu.. Kita..”
“Dan nyembunyiin semua sakit di sini?” katamu sambil
menunjuk jantung.
“Itu bagian dari move
on kan ?”
“Kita harus berhenti pura-pura bahwa semuanya baik-baik aja
Dek.”
“Tapi..”
“Kita harus benar-benar saling melepaskan.”
Air mataku berderai, memelas agar kamu bisa luluh lalu
memelukku seperti biasa. Kamu bergeming. Menggeleng lalu membiarkan hatiku
hancur tak bersisa, “Sudah cukup Dek.” Pelan dan begitu menyayat hati. Lalu kamu
melangkah ke luar.
“Tunggu, berhenti di situ.” kataku terisak, “tolong berdiri
aja di sisi pintu ini. Sebentar.”
Aku merapatkan diri ke sisi pintu, menempelkan kepalaku.
Bersikap seolah sedang bersandar di punggungmu.
Dingin dan begitu menyakitkan.