“Menikahlah dengan
pria yang kamu cintai. Itu yang sahabatku katakan dahulu, makanya aku
menikah dengan suamiku sekarang.”
“Semesta ini lucu, kita dipersatukan dengan orang yang tak
pernah kita bayangkan sebelumnya.”
“Andai saja aku tak menurutinya, aku mungkin tak akan merasa
tersiksa seperti ini. Aku berhasil mendapatkan pria yang sangat kucintai. Tapi
hanya raganya, tidak jiwanya. Aku tahu dia mencintai perempuan lain di luar
sana.”
“Kamu pikir menikah dengan pria yang mencintaimu tapi tak
kau cintai tak kalah menyengsarakan? Aku bahkan merasa terperkosa setiap malam.
Tangisku pecah dalam diam. Tahu begini, lebih baik kuperjuangkan cintaku
dahulu.”
“Lantas mengapa kau tak menikah dengan pria yang kau cintai?
Kalian saling mencintai bukan?”
“Kami beda agama.”
*
“Mama, Papa cari-cari ternyata di sini. Lho, Nisa?”
“Chris?”
“Bu, Ayo kita pulang. Eh Sherly?”
“Rahmat?”
“Kalian kenal?”
“Sherly ini sahabat Ayah waktu kuliah, Bu.”
“Papa juga kenal Nisa?”
“Umm iya..”
***