Selamat petang, Senja
Selamat petang,
Fajar
Senja sedang apa?
Merindumu. Oh, baru selesai baca Dimsum Terakhir.
Bagus?
Menarik, tapi
ritmenya agak datar. Gak terlalu bisa bawa perasaan turun-naik.
Ah, kamu.
Kukirim satu
cerita ya?
Kutunggu!
Ya, tunggulah, takkan selama ku menunggu
kamu.
:’)
Bahagia itu
sederhana ya. Sesederhana semangkuk mie dan senyum kamu. Mungkin karena kamu
salah satu sumbu kebahagiaanku..
Bahagia itu sederhana. Kamu tersenyum, aku bahagia.
Kebahagiaanmu, kebahagaiaanku.
Manis.
Kamu lebih manis.
Hati-hati
diabetes ya..
Sungguh, Kamu begitu manis.
Tidak, aku tak
semanis itu. Seperti komposisi kopi favoritku. Tiga Dua Satu. Tiga sendok teh
kopi, dua sendok teh susu dan satu sendok teh gula. Bittersweet.
Biarkan aku sebagai susu, dan kamu adalah manis yang orang
sukai. An extraordinary taste. You put an extra to the ordinary.
Ah!
Cukup, aku tak
ingin terbang sampai langit ke tujuh lalu terjun bebas kembali ke bumi tanpa
ada yang menangkapnya.
Pakai sabuknya erat-erat, kembangkan sayapmu dan terbanglah.
Kalau aku jatuh
dan sayapku patah?
Pakai pesawat saja. Aku akan ke airport.
Dan biarkan aku
terbang sendiri?
Tidak, aku akan berdiri di arrival gate. Jika saja kamu
butuh tumpangan untuk ke rumah.
Rumah? Rumah siapa? Rumahku? Rumahmu?
~ Lalu malam itu, Senja
tertidur dengan senyum di bibirnya.
*tulisan bersama @AirunStarky